Selasa, 31 Oktober 2023

Kenangan dan Dampak Bencana Palestina 1948

 Lebih dari 750.000 warga Palestina diusir dari rumah mereka dan terpaksa mengungsi, setelah Israel mendeklarasikan kemerdekaannya karena Mandat Inggris atas Palestina pada 14 Mei 1948 berakhir, dan selama perang Arab-Israel yang dimulai keesokan harinya, berlangsung selama 15 bulan.

Inilah yang dikenal orang Arab sebagai Nakba atau "malapetaka", yang diperingati setiap tanggal 15 Mei dengan demonstrasi, di mana kunci memiliki peran dominan.

Warga Palestina, yang tinggal di wilayah yang berubah menjadi wilayah Israel, menuduh tentara Israel dan milisi Zionis mengusir mereka. Mereka tidak pernah diizinkan untuk Kembali.

Ketika zionis dengan sangar nan buas, menyerang seluruh penjuru palestina. Melakukan pembersihan etnis. Dan sejak itulah, israel berdiri, lantas terus memukul mundur bangsa palestina.

Diperkirakan 80% penduduk palestina mengungsi dari rumah mereka.

 

Setiap tahun, pada Hari Nakba, warga Palestina turun ke jalan sambil memegang salah satu peninggalan paling berharga, yang disimpan dan dijaga oleh banyak keluarga dari generasi ke generasi.

Benda itu adalah kunci dari rumah yang mereka tinggali dulu. Sejak 75 tahun lalu, mereka diusir dari rumah dan tidak pernah bisa kembali.

"Mereka menyimpan kunci karena ada harapan dan keinginan untuk kembali. Kunci-kunci ini adalah simbol dari rumah-rumah itu, tidak peduli apakah rumahnya masih berdiri atau hancur.

“Dan mereka memiliki hak untuk kembali ke rumah mereka, yang dijanjikan oleh hukum internasional kepada mereka," kata Lubnah Shomali kepada BBC World dari Ramallah, Tepi Barat. Dia adalah anggota dewan BADIL, Pusat Sumber Daya Palestina untuk Kewarganegaraan dan Hak Pengungsi.

Peristiwa Nakba, paling berpengaruh terutama diwilayah yang saat ini dikenal sebagai wilayah israel dan palestina. Di wilayah ini, peristiwa Nakba mengakibatkan pengusiran dan pemindahan besar-besaran penduduk Palestina, serta pendirian negara israel pada tahun 1948. Seperti yang di sampaikan di atas, banyak kota dan desa Palestina hancur  dan ratusan ribu warga Palestina menjadi pengungsi.

Selain itu, peristiwa nakba juga mempengaruhi  wilayah-wilayah sekitarnya dan Timur Tengah. Para pengungsi Palestina banyak tersebar di negara tetangga, seperti Yordania, Lebanon, Suriah dan Mesir, serta wilayah penduduk Israel. Dampak peristiwa Nakba ini juga mempengaruhi dinamika politik, sosial, dan ekonomi di seluruh Kawasan.

Peristiwa Nakba ini begitu berpengaruh terhadap Palestina. Dalam banyak kasus, tidak ada yang tersisa untuk Kembali, seperti halnya dengan Al-Birwa, kampung halaman Mahmud Darwish, penyair Besar Palestina.

Ketika tentara Israel tiba pada 11 Juni di Al-Birwa, kira-kira 10 dari arce, sekitar 1.500 orang tinggal di sana. Kini, hanya satu sekolah yang masih berdiri.

Sekolah ini adalah satu-satunya bangunan yang tersisa di Al-Birwa, di mana semua bangunan dihancurkan oleh pasukan Israel.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, PBB secara resmi memperingati Nakba, peringatan tahunan warga Palestina atas pengungsian massal mereka selama berdirinya Israel.

Badan internasional tersebut memperingati 75 tahun pengungsian pada hari Senin untuk “berfungsi sebagai pengingat akan ketidakadilan bersejarah yang diderita oleh rakyat Palestina” dan untuk menyoroti krisis pengungsi yang sedang berlangsung, kata penyelenggara .

Selama beberapa dekade, Nakba belum mendapatkan pengakuan internasional secara universal, karena narasi-narasi yang menentang telah meremehkan penderitaan rakyat Palestina. Perlawanan masih ada: Amerika Serikat, Kanada dan Inggris termasuk di antara 30 negara yang memberikan suara menentang  resolusi PBB untuk mengadopsi peringatan tahun ini.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mahasiswa KPI Tazkia adakan seminar literasi media bersama koh Dennis.

          Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) angkatan 22 kembali membuka seminar pada Rabu (20/12/23) dengan mengangkat tema "m...